Barang siapa yang BERTAQWA niscaya ALLOH akan memberi jalan keluar dari persoalannya & rizki yang tak terduga-duga (QS. At thalaq:2)

Kamis, 29 April 2010

Pakaian Wanita

Sudah tidak tersembunyi , bahwa musibah yang menimpa pada tiap negri adalah akibat perbuatan maksiat manusia kepada Allah SWT. Diantara perbuatan maksiat yang sudah umum dikalanagn muslimah ialah tabarruj dan tidak menutup aurat dan yang semisalnya. Hal ini termasuk dari perbuatan mungkar yang besar dan maksiat yang sangat jelas dimata manusia. Oleh karena itu setiap muslim dan muslimah hendaklah menjauhi atau berhati-hati dari perbuatan-perbuatan yang menyebabkan murka Allah SWT. Dia Yang Maha Suci telah berfirman dalam kitab-Nya yang mulia :

“Apa yang diberikan Rasul kepada kalian maka terimalah dia dan apa yang dilarang nya bagi kalian maka tinggalkanlah…” (Al-Hasyr :7)

Pembaca …, dalam tulisan ini penulis akan mengajak anda untuk mengetahui lenih jauh syari’at Allah SWT dan tuntunan Rasullullah SAW dalam masalah pakaian muslimah yaitu ketika keluar rumah atau didepan ajnabi (orang laki-laki bukan muhrim), yang dikenal dengan jilbab……

Perintah Islam untuk Menutup Aurat
Allah SWT berfirman :
“Wahai anak Adam, sesungguhnya kami telah menurunkan kepada kalian pakaian untuk menutupi aurat kalian dan pakaian indah untuk perhiasan, dan pakaian takwa itulah yang paling baik.” (Al- Araf : 26)

“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmudan istri-istri orang mu’min, hendaklah mereka megulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, oleh karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” (Al- Ahzab :59)

Imam As-Sa’di rahimahullah menerangkan ayat dalam surat Al-Azhab diatas :” Dulu orang-orang fasik dari penduduk Madinah biasa keluar pada waktu malam kejalan-jalan untuk mencari wanita-wanita miskin dari penduduk Madinah.m Apabila malam datang , wanita-wanita tersebut keluar kejalan-jalan untuk memenuhi kebutuhannya. Maka orang-orang fasik pun juga mengharapkan yang demikian itu dari salah satu mereka. Apabila orang-orang fasik itu melihat wanita berjilbab, mereka berkata :”Ini adalah wanita merdeka”, mereka menahan diri tidak mengganggunya. Dan bila melihat wanita tidak berjilbabm ,ereka berkata : “ini adalah budak wanita”, maka mereka mengganggunya.” (Taisirul Karimir Rahman 3/570)

Syarat-syarat Pakaian Wanita

Berikut adalah beberapa syarat yang ditentukan Islam dalam masalah pakaian Muslimah :
1.Bukan pakaian perhiasan (yang dihias-hiasi)
Dasarnya adalah firman Allah SWT dalam surat An-Nur ayat 31 :
“Dan janganlah mereka menampakan perhiasan-perhiasan mereka….”
Secara umum ini mencakup pakaian luar bila pakaian itu ada perhiasan-perhiasannya yang akan membuat mata kaum laki-laki melirik padanya.
Allah SWT juga berfirnan:
“Dan hendaklah kalian (para wanita) tetap tinggal dirumah-rumah kalian dan janganlah kalian berhias (bertabarruj) seperti orang-orang jahiliyah dulu.” (Al Ahzab : 33)
Tabaruj sendiri maknanya adalah wanita menampakan perhiasannya dan kecantikannya yang wajib ditutupinya karena dapat membangkitkan syahwat bagi pria. (Fathul Bayan 7/274).
Jilbab yang dikenakan seorang wanita adalah untuk menutup perhiasannya, maka tidaklah masuk akal apabila ia memakai jilbab lalu berhias diri dengannya (mempercantik jilbabnya)
2.Pakain tebal dan tidak transparan
Menutupi tubuh tidak akan terwujud kecuali dengan pakaian yang tebal. Adapun pakaian yang tipis (transparan) justru akan menambah fitnah dan bahaya yang besar bagi wanita itu sendiri, juga bagi yang lainnya. Rasulullah SAW bersabda :
“Akan ada diakhir umatku wanita-wanita yang berpakaian tetapi pada hakikatnya telanjang, diatas kepala mereka bagaikan punuk-punuk unta. Kutuklah mereka karena mereka itu terkutuk.” (HR. Ath-Thabrani dengan sanad yang shahih, lihat As-Shalihah no. 1326)
Ibnu ‘Abdi Barr rahimahullah mengomentari hadits diatas bahwa yang dimaksud oleh Nabi SAW adalah wanita-wanita yang memakai baju tipis yang tersifati bentuk badannya dan tidak tertutup, maka itu adalah hakikat wanita telanjang. (Ucapan ini dinukil oleh Imam As-Suyuthi dalam Tanwir Al-Khawalik 3/103)

3.Pakaian yang lebar, tidak sempit sehingga membentuk tubuh
Pakain yang ketat akan mudah sekali kelihatan bentuk postur tubuhnya, secara keseluruhan atau sebagiannya. Hal tersebut akan mudah dimata-mata laki-laki. Tidak diragukan lagi bahwa hal tersebut termasuk kerusakan dan akan menggiring pada perbuatan yang diharamkan Allah SWT (ya’ni zina).

Dari Usamah bin Zaid radliallahu ‘anhuma, ia berkata : “Rasulullah SAW memberiku sebuah pakaian bangsa qibthi (Mesir) yang tebal yang termasuk hadiah dari Dahyah Al-Kalby untuk beliau. Lalu pakain itu kukenakan pada isteriku, Rasulullah SAW pun bertaya : “Mengapa pakaian bangsa qibthi itu tidak kamu pakai?” Aku menjawab : “Pakaian itu kukenakan pada isteriku.” Maka Rasulullah SAW bersabda : “Suruhlah isterimu membuat pakaian pelapis karena aku khawatir akan membentuk tubuhnya.” (Adh-Dhiya’ Al-Maqdisi dalam Mukhtarah I/441, Ahmad 7/205, Al-Baihaqi 2/234. Hadits tersebut mempunyai syahid dari hadits Dahyah yang dikeluarkan oleh Abu Dawud. Lihat ‘Aunul Ma’bud juz II/147).

4.Pakaian yang tidak diberi minyak wangi
Rasulullah SAW bersabda :
“ Dari Abu Musa Al Asy’ari, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda : “Wanita mana saja yang memakai wewangian, lalu melewati suatu kaum agar mereka mencium baunya berarti dia pezina.” (HR. Ahmad 4/414-418)
“Dari Zainab Ats-Tsaqafiyah bahwasanya Nabi SAW bersabda : “Apabila salahj satu diantara kalian (kaum wanita) keluar ke masjid maka janganlah memakai wangi-wangian.” (HR. Muslim dan Abu ‘Awanah)
Asy-Syaikh Al-Albani hafidhahullah mengomentariucapan ini : “Apabila itu diharamkan ketika ketika pergi kemasjid, maka bagaimana hukumnya jika ingin pergi kepasar, ketempat hiburan ? Tidakalah ragu lagi bahwa hal itu sekeras-keras pengharaman dan merupakan dosa besar, bagaimana yang disebut oleh Al-Haitsami dalam Az-Zawaid 2/37 : Bahwa keluarnya seorang wanita dari rumah dalam keadaan berhias dan memakai minyak wangi itu termasuk kaba’ir (dosa besar) walaupun telah diberi ijin suaminya.” (Al-Hijab 139)

5.Pakaian yang tidak menyerupai pakaian laki-laki
“Dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu, ia berkata: “Rasulullah SAW melaknat kaum laki-laki yang memakai pakian wanitadan wanita yang memakai pakaian laki-laki.” (HR. Abu Dawud 2/182)
“Dari ‘Abdullah bin Umar radliyallahu’anhuma, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Tiga golongan manusia yang tidak akan masuk surga dan tidak akan dilihat Allah SWT pada hari kiamat, yaitu : Orang yang durhaka kepada orang tua, wanita yang menyerupai laki-laki dan dayuts.” (HR. An Nasai, AL Hakim, Ahmad, dan lain-lain)

6.Pakaian yang tidak menyerupai pakaian wanita kafir
Telah ditetapkan dalam syari’at, bahwa tidak boleh bagi kaum muslim untuk bertasyabuh dengan orang-orang kafir, baik itu dalam ibadah , hari-hari besar atau pakaian khusus yang ada dikalangan mereka. Ini adalah kaidah yang mulia dalam syariat Islam.
Rasulullah SAW bersabda :
“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum (kelompok) maka ia termasuk golongan mereka.” (HR.Abu Dawud, Ahmad dengan sanad yang jayyid)



‘FORMASY’@2001

Rabu, 28 April 2010

Kematian Hati

Banyak orang cepat datang ke shaf shalat layaknya orang yang amat merindukan kekasih. Sayang ternyata ia datang tergesa-gesa hanya agar dapat segera pergi.

Seperti penagih hutang yang kejam ia perlakukan Tuhannya. Ada yang datang sekedar memenuhi tugas rutin mesin agama. Dingin, kering dan hampa, tanpa penghayatan. Hilang tak dicari, ada tak disyukuri.

Dari jahil engkau disuruh berilmu dan tak ada idzin untuk berhenti hanya pada ilmu. Engkau dituntut beramal dengan ilmu yang ALLAH berikan. Tanpa itu alangkah besar kemurkaan ALLAH atasmu.

Tersanjungkah engkau yang pandai bercakap tentang keheningan senyap ditingkah rintih istighfar, kecupak air wudlu di dingin malam, lapar perut karena shiam atau kedalaman munajat dalam rakaat-rakaat panjang.

Tersanjungkah engkau dengan licin lidahmu bertutur, sementara dalam hatimu tak ada apa-apa. Kau kunyah mitos pemberian masyarakat dan sangka baik orang-orang berhati jernih, bahwa engkau adalah seorang saleh, alim, abid lagi mujahid, lalu puas meyakini itu tanpa rasa ngeri.

Asshiddiq Abu Bakar Ra. selalu gemetar saat dipuji orang. "Ya ALLAH, jadikan diriku lebih baik daripada sangkaan mereka, janganlah Engkau hukum aku karena ucapan mereka dan ampunilah daku lantaran ketidaktahuan mereka", ucapnya lirih.

Ada orang bekerja keras dengan mengorbankan begitu banyak harta dan dana, lalu ia lupakan semua itu dan tak pernah mengenangnya lagi. Ada orang beramal besar dan selalu mengingat-ingatnya, bahkan sebagian menyebut-nyebutnya. Ada orang beramal sedikit dan mengklaim amalnya sangat banyak. Dan ada orang yang sama sekali tak pernah beramal, lalu merasa banyak amal dan menyalahkan orang yang beramal, karena kekurangan atau ketidaksesuaian amal mereka dengan lamunan pribadinya, atau tidak mau kalah dan tertinggal di belakang para pejuang. Mereka telah menukar kerja dengan kata.
Dimana kau letakkan dirimu?
Saat kecil, engkau begitu takut gelap, suara dan segala yang asing. Begitu kerap engkau bergetar dan takut.

Sesudah pengalaman dan ilmu makin bertambah, engkaupun berani tampil di depan seorang kaisar tanpa rasa gentar. Semua sudah jadi biasa, tanpa rasa.
Telah berapa hari engkau hidup dalam lumpur yang membunuh hatimu sehingga getarannya tak terasa lagi saat ma'siat menggodamu dan engkau meni'matinya?

Malam-malam berharga berlalu tanpa satu rakaatpun kau kerjakan. Usia berkurang banyak tanpa jenjang kedewasaan ruhani meninggi. Rasa malu kepada ALLAH, dimana kau kubur dia ?

Di luar sana rasa malu tak punya harga. Mereka jual diri secara terbuka lewat layar kaca, sampul majalah atau bahkan melalui penawaran langsung. Ini potret negerimu : 228.000 remaja mengidap putau. Dari 1500 responden usia SMP & SMU, 25 % mengaku telah berzina dan hampir separohnya setuju remaja berhubungan seks di luar nikah asal jangan dengan perkosaan. Mungkin engkau mulai berfikir "Jamaklah, bila aku main mata dengan aktifis perempuan bila engkau laki-laki atau sebaliknya di celah-celah rapat atau berdialog dalam jarak sangat dekat atau bertelepon dengan menambah waktu yang tak kauperlukan sekedar melepas kejenuhan dengan canda jarak jauh" Betapa jamaknya 'dosa kecil' itu dalam hatimu.

Kemana getarannya yang gelisah dan terluka dulu, saat "TV Thaghut" menyiarkan segala "kesombongan jahiliyah dan maksiat"?

Saat engkau muntah melihat laki-laki (banci) berpakaian perempuan, karena kau sangat mendukung ustadzmu yang mengatakan " Jika ALLAH melaknat laki-laki berbusana perempuan dan perempuan berpakaian laki-laki, apa tertawa riang menonton akting mereka tidak dilaknat ?"
Ataukah taqwa berlaku saat berkumpul bersama, lalu yang berteriak paling lantang "Ini tidak islami" berarti ia paling islami, sesudah itu urusan tinggallah antara engkau dengan dirimu, tak ada ALLAH disana?
Sekarang kau telah jadi kader hebat.
Tidak lagi malu-malu tampil.

Justeru engkau akan dihadang tantangan: sangat malu untuk menahan tanganmu dari jabatan tangan lembut lawan jenismu yang muda dan segar. Hati yang berbunga-bunga didepan ribuan massa.

Semua gerak harus ditakar dan jadilah pertimbanganmu tergadai pada kesukaan atau kebencian orang, walaupun harus mengorbankan nilai terbaik yang kau miliki. Lupakah engkau, jika bidikanmu ke sasaran tembak meleset 1 milimeter, maka pada jarak 300 meter dia tidak melenceng 1 milimeter lagi ? Begitu jauhnya inhiraf di kalangan awam, sedikit banyak karena para elitenya telah salah melangkah lebih dulu.

Siapa yang mau menghormati ummat yang "kiayi"nya membayar beberapa ratus ribu kepada seorang perempuan yang beberapa menit sebelumnya ia setubuhi di sebuah kamar hotel berbintang, lalu dengan enteng mengatakan "Itu maharku, ALLAH waliku dan malaikat itu saksiku" dan sesudah itu segalanya selesai, berlalu tanpa rasa bersalah?

Siapa yang akan memandang ummat yang da'inya berpose lekat dengan seorang perempuan muda artis penyanyi lalu mengatakan "Ini anakku, karena kedudukan guru dalam Islam adalah ayah, bahkan lebih dekat daripada ayah kandung dan ayah mertua" Akankah engkau juga menambah barisan kebingungan ummat lalu mendaftar diri sebagai 'alimullisan (alim di lidah)? Apa kau fikir sesudah semua kedangkalan ini kau masih aman dari kemungkinan jatuh ke lembah yang sama?

Apa beda seorang remaja yang menzinai teman sekolahnya dengan seorang alim yang merayu rekan perempuan dalam aktifitas da'wahnya? Akankah kau andalkan penghormatan masyarakat awam karena statusmu lalu kau serang maksiat mereka yang semakin tersudut oleh retorikamu yang menyihir ? Bila demikian, koruptor macam apa engkau ini? Pernah kau lihat sepasang mami dan papi dengan anak remaja mereka.
Tengoklah langkah mereka di mal. Betapa besar sumbangan mereka kepada modernisasi dengan banyak-banyak mengkonsumsi produk junk food, semata-mata karena nuansa "westernnya" . Engkau akan menjadi faqih pendebat yang tangguh saat engkau tenggak minuman halal itu, dengan perasaan "lihatlah, betapa Amerikanya aku".
Memang, soalnya bukan Amerika atau bukan Amerika, melainkan apakah engkau punya harga diri.
Mahatma Ghandi memimpin perjuangan dengan memakai tenunan bangsa sendiri atau terompah lokal yang tak bermerk. Namun setiap ia menoleh ke kanan, maka 300 juta rakyat India menoleh ke kanan. Bila ia tidur di rel kereta api, maka 300 juta rakyat India akan ikut tidur disana.

Kini datang "pemimpin" ummat, ingin mengatrol harga diri dan gengsi ummat dengan pameran mobil, rumah mewah, "toko emas berjalan" dan segudang asesori. Saat fatwa digenderangkan, telinga ummat telah tuli oleh dentam berita tentang hiruk pikuk pesta dunia yang engkau ikut mabuk disana. "Engkau adalah penyanyi bayaranku dengan uang yang kukumpulkan susah payah. Bila aku bosan aku bisa panggil penyanyi lain yang kicaunya lebih memenuhi seleraku"

Catatan Taujih Ust. Rahmat Abdullah (Alm)

Senin, 26 April 2010

Children See... Children Do...

"Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan ketakutan, ia belajar gelisah
Jika anak dibesarkan dengan rasa iba, ia belajar menyesali diri
Jika anak dibesarkan dengan olok-olok, ia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan iri hati, ia belajar kedengkian
Jika anak dibesarkan dengan dipermalukan, ia belajar merasa bersalah
Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan penerimaan, ia belajar mencintai
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi diri
Jika anak dibesarkan dengan pengakuan, ia belajar mengenali tujuan
Jika anak dibesarkan dengan rasa berbagi, ia belajar kedermawanan
Jika anak dibesarkan dengan kejujuran dan keterbukaan, ia belajar kebenaran dan keadilan
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan
Jika anak dibesarkan dengan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan
Jika anak dibesarkan dengan ketentraman, ia belajar berdamai dengan pikiran"

Pada dasarnya setiap bayi yang lahir ke dunia adalah bibit juara , meskipun kemudian saat tumbuh kembang, mengalami kondisi pengasuhan yang tidak ideal, atau mengalami kegagalan tumbuh kembang akibat cacat fisik bawaan
ara>. Kita orang tua harus mengangkat setiap penghalang yang memisahkan anak kita dari kesempatan menemukan kekuatan dari kecerdasannya.

Dijelaskan kecerdasan seorang manusia begitu kompleks, sehingga tidak terkait dengan kondisi fisik dan kondisi otak apalagi hasil tes standar. Sebaliknya kecerdasan itu harus berkembang dengan berpijak pada landasan setiap orang punya kemampuan untuk DISCOVERING ABILITY, sehingga saat menemukan RIGHT PLACE orang tersebut akan mampu menebarkan BENEFIT nyata yang berarti pada lingkungannya.

Dari penjelasan di atas perlu rasanya kita mendefinisi ulang tujuan orang tua mendidik anak-anaknya baik di sekolah maupun di rumah, bukan hanya untuk jadi orang pintar yang nilai rapotnya gemilang. Tetapi lebih utama adalah demi menjadikan anak-anak kita manusia yang kreatif dan mampu memecahkan setiap masalah sedini mungkin. Digabung dengan penginstalan Tauhid dan Akhlak dalam agama saat membangun karakter mereka lewat pola asuh di rumah. Maka kita boleh menaruh harapan besar pada gilirannya meraka akan mampu menjadi generasi penerus yang bermanfaat bagi umat dan agamanya.

Tahap perkembangan otak anak 0 – 21 tahun menjadi 3 periode penting yang di kutip dari Hadits Rasulullah saww, sebagai berikut :

- 7 tahun pertama :
Biarkan anak bebas bermain tidak boleh ada hukuman, saat umur ini anak adalah RAJA, yang tidak pernah salah.

- 7 tahun kedua :
Kenalkan anak pada hal baik dan buruk dalam budi pekerti, buat kesepakatan dengan anak. Beri pujian saat mereka berbuat baik dan beri hukuman , saat mereka bertindak buruk atau diluar kesepakatan. Saat umur ini anak adalah PEMBANTU yang harus belajar menaati peraturan dan melaksanakan ketentuan.

- 7 tahun ketiga :
Beri anak kesempatan untuk mencari alternatif dan biarkan mereka memilih yang paling sesuai dengan dirinya. Saat umur ini anak adalah WAZIR / MENTERI yang harus bertanggung jawab terhadap tugas-tugas dan keputusannya.

“Biarkanlah anak-anak kalian BERMAIN dalam 7 tahun pertama, kemudian DIDIK dan BIMBINGLAH mereka dalam 7 tahun kedua sedangkan 7 tahun ketiga jadikanlah mereka bersama kalian dalam MUSYAWARAH dan MENJALANKAN TUGAS”


“Siapa di antara kita selaku ortu yang pernah menghukum anak di 7 tahun petama, dengan kekerasan verbal maupun fisik…??” o…oww berasa kena tinju telak, termasuk saya.

“Maafkan Mama yaa Nak.. telah mengurangi jatah bahagiamu di 7 tahun pertama, dengan banyak membentak, memakai intonasi suara sampai 5 oktaf saat nyuruh ini dan itu.” Hiks..hiks.. “ Belum lagi pukulan dan cubitan yang sempat mendarat di tubuh mungilmu. Astaghfirullah…”

Apabila 7 tahun pertama lewat dengan cara yang SALAH maka 7 tahun kedua orang tua akan banyak mengalami HAMBATAN dalam BERKOMUNIKASI dengan anaknya, AKIBATNYA 7 tahun ketiga anak akan RENTAN dan TUMBUH jadi PRIBADI yang KEHILANGAN KEPERCAYAAN dan MORAL.

Untuk menjauhkan orang tua dari kesalahan di masa mendatang maka saat anak menjadi RAJA kecil penting bagi orang tua untuk selalu :

1. Membiarkan mereka bebas bertindak, memberi perintah, bermain dan bersenang-senang..nya saya sempat ingin bertanya tentang posisi mendidik kemandirian sejak dini karena anak umur 1-5 tahun sudah mulai mampu membantu diri sendiri jika diarahkan dengan benar. Apakah selalu melayani mereka tidak akan membuat mereka jadi manja..??>

2. Memberi perhatian dengan santun penuh kasih sayang dan kelembutan dalam tutur kata.

3. Memberi jawaban-jawaban positif untuk semua pertanyaan mereka.

4. Tidak memberikan disiplin yang keras dan kaku

5. Anak terdidik dengan mengambil contoh dari orang tua, keluarga, guru dan lingkungannya.

6. Orang tua harus memastikan kebutuhan anaknya akan kebebasan senantiasa terpenuhi tanpa harus melupakan keamanan dan keselamatan mereka.

7. Menemani anak dengan kuantitas pertemuan yang memadai.

Untuk anak usia di bawah 7 tahun, sebaiknya jangan bicara kualitas, tanpa kuantitas.

Karena ada 4 spesial moment yang mereka butuhkan setiap hari dari keberadaan orang tuanya. Yaitu :

1. Jadilah orang pertama yang dilihat anak kita saat mereka membuka mata di pagi hari.
2. Penting untuk selalu melepas kepergian mereka ke sekolah
3. Anak juga membutuhkan orang tua ada saat mereka pulang dalam kondisi lelah.
4. Orang tua seharusnya jadi wajah terakhir yang ditatap anaknya sebelum mereka terlelap.

Apakah kita sudah menyambut mereka dengan kata-kata penghiburan yang dapat mengurangi kepenatan tubuh dan pikiran sepulang sekolah. Ataukah kita termasuk orang tua yang hobi mengajukan kalimat standar “Hari ini belajar apa..??” atau bahkan langsung bertanya “Ada PR nggak..??” sebelum mereka sempat duduk dan bersalin pakaian. Sungguh satu ungkapan yang tidak dibutuhkan otak anak kita.

Berikut adalah pendapat pakar tumbuh kembang anak tentang masa Golden Age :

- 99% masalah yang dialami anak Golden Age berasal dari kesalahan orangtua dan gurunya di sekolah formal.

- Rumah dan sekolah seperti penjara yang mengekang kebebasan anak untuk bertindak, beraktivitas dan bermain.
- Mengharap anak di sekolah dan di rumah turut perintah guru dan orangtua untuk selalu tenang dan diam adalah sebuah kesalahan besar.

Materi ini memang ditekankan untuk memperbaiki pola asuh dan pendidikan anak Golden Age, agar tahapan berikutnya dapat terlewati dengan lebih mulus.
Timbul kemudian pertanyaan dari orang tua seperti saya yang sudah bertindak ‘bodoh’ pada anak di tahap ini.
Meminta maaf pada anak dan selalu mengutamakan sikap, perkataan dan contoh yang positif.
Jangan kemudian justru memanjakan anak di atas 7 tahun.
Tetap lanjut sesuai tahapan berikutnya.

Semoga Bermanfaat buat kita para orang tua.......

Source Catatan Grup ’Smart Parenting’
Shared By Catatan Catatan Islami Pages